Selasa, 26 Juni 2012

UNTUK GURUKU



Kenangankah yang telah membawaku pulang?
Agar setiap jengkal waktu yang tak terukur itu bangkit kembali
setelah mimpi panjang itu tak jua menemui dermaganya
Kenangankah yang membuatku mencari-cari sisa wajahmu dalam ingatan
dan sisa kelembutan telaga tatapmu pada semua kata yang kini menjadi senjata hidupku
dan rangkaian ilmu yang membawaku melanglang dunia
menjelajahi musim-musim yang berkelebat silih berganti
seperti juga kepergianmu menuju masa silam
dimana tanganku sulit menggapainya?

Kenangan pulakah yang membuatku dahaga untuk menyusuri kelas-kelas tua
dalam tembok-tembok renta yang kini telah terombak habis
menjadi gedung-gedung menjulang?
Dan ruang-ruang hening itu selalu menerobos mimpi-mimpiku
memberi kesempatan untukku melihat kembali ekspresi mu
membuka jendela dunia, menguakkan tabir-tabir kehidupan
dan menguakkan jalur-jalur perjuanganku
menebar jutaan inspirasi
Dan ruang-ruang hening itu seolah kembali menemukan ruhnya
dimana adegan demi adegan peluhmu mengalir dengan tetesan cinta
bahkan sesekali airmatamu menjuntaikan sejuk kesabaran
lalu aku terjulur dalam dekap jiwamu
Kenangan juga yang membuatku tertatih pulang meraih masa silam

Guruku.... 
ketika kau tumbuhkan rasa percaya diriku yang remuk
ketika kau baluri gurat luka batinku dengan bahasa damaimu
ketika kau satu mengatakan bahwa aku adalah intan permata di belantara pasir kumuh
aku bertekuk lutut di hangat jemarimu
Kata-kata yang berbaris penuh cinta dan semangat 
detik demi detik, waktu demi waktu , dan bulan berganti bulan
bahasa wajahmu adalah butir-butir ketulusan
memburai dan mengalir ke segala arah...
di sini, dalam sanubariku.

Guruku....
ketika kehidupan dan hari-hariku penuh dengan lilitan duri, celaan, hinaan,
kau datang merengkuh jemariku dan ucapmu,
"Kau tetap intan yang indah, betapapun lumpur menelanmu...."
Maka Guruku, ketika lumpur melahapku,
sejumlah kekuatan memadamkan langkahku dengan cela dan hinaan,
sekelompok hati menjegal kakiku
aku akan tetap menjadi intan, dan
aku suarakan semua yang aku punya pada dunia

Gerbang sekolah itu telah menegaskan garis-garis masa silam
kau telah jauh berlalu di balik daun pintu tuanya
hingga aku hanya bisa merindu di bibir gapura sekolah
Tegak dalam kesenyapan....
Menyusuri jejak -jejak bahasamu , serta ekspresi benakmu yang membentang luas
aku melihat lewat bingkai memori
sapuan senyummu menyelimuti pagi dan senja,
sehingga butiran embun senantiasa memantulkan gema
suaramu yang bening

Aku melihat senja tak pernah menenggelamkan kenangan
aku saksikan malam tak pernah menyurutkan semangatmu
dan aku tatap fajar, tak pernah memupus ilmu yang kau bagikan
Aku lihat dirimu di masa depan, dengan panji-panji kekar
Lalu kau genggam jemariku ,"Lihat, jendela dunia yang
maha luas, di sana denyut jantungmu akan mengalirkan
kehidupan, dan menjadikan dunia hidup.."

Kenanganlah yang selalu mengekalkan wajahmu
yang kaya akan keteladanan.
Kenanganlah yang membawaku pulang ke masa silam,
mencari ruang-ruang senyap dimana rindu itu
telah jauh melejit ke masa depan

Seperti pernah kau tuturkan di antara bangku-bangku masa silam
bahwa masa depan ada karena tangan-tangan kita,
karena hati dan ketekunan kita, karena kecerdasan dan ilmu yang mengarahkan kita
karena kekuatan nurani dan sanubari bening.
Benih-benih harapan itu kini telah menjadi pepohonan dunia yang menjulang
sementara kau tetap tegap dalam kenangan.

Aku mencarimu di antara reruntuhan masa silam
di antara puing-puing kenangan
semenjak usia membawamu pergi jauh
Ke masa yang aku tak pernah mampu menjangkaunya.
Namun aku tetap rindu meraih jemarimu
mendekapnya dengan seribu cinta
atau mencari-cari redup mata indahmu
dimana sungai-sungai kesejukan selalu mengairi tandus kalbuku...
Lalu kubisikkan doa .

serta Terimakasih...
Guruku, aku pulang sejenak menuju hening ruang kelasmu yang kosong
ruang-ruang masa silam, buka mata jiwamu,
tataplah kembali sosokku seperti selalu kau ulangi itu di kelasmu
di masa kecilku, telah kau asah sebutir
kerikil buruk ini menjadi sebentuk intan
di sini dalam hatiku, yang jauh melesat ke depan..., menerobos
kancah kehidupan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.