Minggu, 22 Juli 2012

Malam-malamku dalam Rindu

Belum juga adanya jumpa…
Rindu rasa hati telah datang bersama namamu…
Biar pun hati ingin mengatakan berteriak memanggilmu…
Mengatakan aku menyayangi mu…

Apa kabar kamu di sana sayangkuu..
Semoga kamu baik-baik saja..
Aku di sini s’lalu merindukan mu…
Apakah kamu di sana juga merindukan aku…

Biar pun kamu jauh di sana…
Selalu menanti ku..
Aku juga menanti pertemuan itu
Kita selalu menjaga perasaan cinta dan sayang ini
Ya Allah…
Jaga dan lindungilah dia yang di sana…
Sucikan cintanya dan beningkan rasa sayangnya…
Sesuci cintanya pada-Mu..
Sebening rasa sayangnya untuk-Mu…

Ya Allah…
Janganlah Engkau pisahkan kami…
Satukan dan pertemukan kami kembali seperti dulu…
Seperti Engkau satukan dan pertemukan Adam dan Hawa…
Aamiin….

Senin, 16 Juli 2012

BUKAN KARENA NYAWA


Bukan karena tak percaca kuasa-Nya
Keluh berkeliaran merajai hari yang akan kembali sepi
Namun karena terlalu sempit kertas KTP yang bernamakan diriku
Sehingga jarak pandang mereka tidak melihat
Deretan huruf yang membunyikan panggilanku

                Bukan karena tak percaya pertolingan-Nya
                Sedih telah menindih tubuh kecil ini
                Yang mereka telah tau
                Diriku ibarat sebatang lidi yang hanya pantas untuk tusuk gigi
                Menghilangkan sisa-sisa makanan
                Yang dengan lezat dilahapnya

Aku disini……..
Aku ada
Umpama umpan  di ujung kail
Yang hendak dilempar kesana-kesini
Oleh mereka yang punya kata
Untuk memenuhi kepuasan mereka
Mendapatkan irisan daging dari ikan nila, gurami, kakap atau yang lainnya

                Bukan karena tak percaya jalan-Nya
                Aku tak bisa kemana-mana
                Mundur  terinjak maju tertumbuk
                Aku masih disini
                Asing, dirajai kata yang tak meragu terucap

Aku hanya selembar nama
Yang tak biasa

Bukit Raya, 03 Desember 2011

Kamis, 12 Juli 2012

Romansa Esok Malam

Bukit Raya, 09 Juli 2012

aku tak lagi menyapa langit malam ini
dia benar-benar dalam duka
duka yang tak tahu artinya
arti yang sementara waktu itu kau puja
arti yang kau harapkan
yang kini tiada terlihat

aku meniti di jalan itu
yang kau lalui
dengan rintik hujan
dengan senyumu
dengan manjamu, dengan inginmu
aku pun tak menyangkal

akankah kau berani menyebut itu sebagai kekelaman?
sedangkan kedatangan hari esok tiada tahu
memang yang terlihat hanya kenistaanku
hanya keburukan dan kejahatanku
karena kau tak menginginkan ini

betapa kecil duniaku
dan begitu hinanya diriku
tiada berpunya dan bertahta
tiada baik rupa dan maupun baik jiwa
jika hanya langkah itu yang kau ingat
saat kau ‘a’ aku pun ‘a’
saat kau ‘b’ aku pun ‘b’
aku punya ‘a’ dan kau punya ‘b’
begitu pasangan yang mereka angankan

aku tersadar, malam akan berganti pagi
nafas kecil ini tak berani berkutik
menyerahkan diri dalam guratan nasib
menghela nafas yang tinggal sebatang hari
hanya mengikuti arah sinar yang tak begitu terang
silau menyumbat pandangan

Cinta Karena Allah


Ameera ‘Afya’ Nurjannah. (www.facebook.com/nanda.zahra) Facebook Akhwat Only, http://www.facebook.com/pages/Izinkan-Aku-Menikah-Tanpa-Pacaran, mengatakan bahwa Allah memuliakan mereka yang saling mencintai dan bersahabat kerana Allah, yang membuat para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka mereka. Nasa’i meriwayatkan dengan sanad dari Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda; “Di sekeliling Arasy, terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah cahaya pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi para nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka”.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, beritahulah kami tentang mereka!”
Beliau bersabda, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi kerana Allah”.

Seorang berkata dalam syair:
Sungguh telah ku hadirkan engkau dalam hati,
Dan kuhalalkan diriku bagi siapa yang menemaniku.
Ragaku menyatu dengan yang menemaniku,
Kekasihku senantiasa bersemayam dalam hatiku.

Bila kita cinta kepada sesuatu atau seseorang, kita pasti akan rela untuk berbuat sesuatu  kita kepada Allah Swt. Bila cinta kepada makhluk bukan cinta yang hakiki, demikian pula pengorbana yang kita berikan bukanlah pengorbanan yang hakiki. Pengorbanan yang hakiki hanyalah pengorbanan cinta kepada Allah. Begitu banyak orang yang mencurahkan segala kemampuannya untuk meraih cinta palsu, cinta kepada sesuatu yang akan sirna, sementara cinta yang hakiki dan abadi, tidak mereka perhatikan.
Allah Swt menyerukan dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 165, yang artinya “Dan orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah….”. Mereka yang beriman kepada Allah akan mencintai setiap makhluk yang ada di muka bumi ini karena Allah. Allah-lah yang menggengam segala hal di muka bumi ini. Kecintaan mereka semakin meningkatkan keimanan mereka kepada Allah SWT.
Saudaraku seiman islam…
Semoga Allah SWT menetapkan Iman Islam di dalam hati kita.
Amiinn amiinn..

Rintik Hujan Rinduku


Bukit Raya, 7 Juli 2012

Pagi ini begitu lain
Mentari malu-malu menghantarkan kehidupan
Saat belalang-belalang kecil menuai rezeki Tuhan

Daun-daun menggigil saat kelopak bunga hendak mekar.
Terpaan gerimis dan hembusan angin melambai-lambaikan angan.
Tak bisa ku tahan angan kebersamaan denganmu.
Aku berselimut jarak dan waktu antaramu.

Duhai kasih..
Diantara gerimis ini,
Wajahmu yang begitu terang
Melebihi mentari yang tiada datang
Kau berikan ku senyuman,

Kapankah kita bersama memandangi rintik hujan?
Dan tubuh kita saling berdekapan dalam Ridho-Nya
Mencurahkan hangat dari terpaan dingin ini?

Minggu, 08 Juli 2012

Berburu Ikan di Mahakam


Hati senang mendung sore ni tak jadi turunkan hujan.
Kami terburu-buru menyiapkan pancing,
mengaitkan mata kail,
mengikatkan benang nilon dan mengisi air minum dua botol besar.
"Cacing buat umpan sudah ku siapkan," kata salah seorang di antara kami.
“Aku bawa bakwan dan tempe” sahut yang lainnya.
Kami segera naik perahu Verry berkemudi
Trasportasi asli suku Kutai

Baru adzan magrib kami sampai di lokasi.
Tak lupa kami laporan ma Ilahi di atas perahu
Berdo’a memohon ikan untuk anak bini di rumah yg menunggu

Malam itu jala tempat ikan penuh sudah
kami berangkat pulang pas tengah malam
dan bulan sudah berpamitan
“Bakal makan berlauk ikan yang kami pancing di sungai sesampai di rumah nanti”. Kata salah satu di antara kami.
Tidak banyak cakap di antara kami tentang hebatnya arus Mahakam malam itu.
Lelah telah menyelimuti diri.
Dengan senang hati, “kita akan kembali” ku melambai sungai Mahakam.

Menjaring Rindu

Aku menjaring rindu di gelap malam
Membiarkan fotomu selalu bersandar di pundakku

Entah mengapa, semalam ini kuingat dirimu
Nuansa senyum nampak membingkai hati
Dan aku terhanyut tatap lembutmu
Aku ingin dekat denganmu di malam ini
Namun aku tak kuasa melepas jauhmu
Gambaran rindupun sesakkan hati

Tuhan adalah sebaik2 pengharapan
Ulas rindu memberdaya hayal akanmu
Hanya rintik hujan temani malamku
Embunpun mulai menitiki dedaunan
Nikmat regukan cintamupun mengalir
Dan aku cuma bisa mengaliri ilusi
Aku sungguh sangat merindumu
Resah dan gundah menjaring rindu akanmu

Kerinduan


Demi waktu yang terus berputar
Demi malam yang terus dipenuhi kegelapan
Demi Dzat yang menciptakan segalanya.
Dzat yang selalu ku puja.
Memujamu karena Dia berpunya.

Tunggulah aku saat dalam gelap
Saat pagi datang.
Lantunkan Doa tulusmu.
Dalam lorong waktu yang selalu berputar
kita wujudkan kebersamaan.