Selasa, 19 Juni 2012

Gadis Penjual Kue


             Indah, itulah namanya. Anak yang baru berusia 12 tahun dan sedang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar. Ia tidak pernah mengenal lelah dalam melakukan aktivitas kesehariannya yang sebagai murid dan membantu ibunya untuk berjualan kue di sekitar rumahnya. Pukul 05.00 ia segera bangun untuk membantu ibunya membuat kue bolu.
“Indah…. Sepulang sekolah nanti ibu minta tolong, untuk menjajakan kue ini….” Kata ibunya.
“Iya Bu….” Jawab Indah dengan mata yang masih mengantuk itu.
“Sudah cukup nak membantu Ibu membuat kue-nya. Sekarang bersiap-siaplah untuk pergi ke sekolah, nanti terlambat lho….” Kata ibunya.
Indah pun segera mandi, mengenakan seragam sekolahnya dan mengambil tasnya. Dengan tergesa-gesa ia memakai sepatunya. Indah pun berangkat ke sekolah dan berpamitan kepada ibunya.
“Bu… Indah berangkat sekolah dulu…” sambil mencium tangan ibunya.
“Iya Nak… hati-hati yaa….”
Dengan semangat ia berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepeda tuanya itu. Sesampainya di sekolah ia bergegas masuk ke kelasnya untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia.

 Indah mengikuti pelajaran di sekolah seperti biasanya. Ia sangat aktif bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh gurunya.
Hari sudah siang dan bel pulang berbunyi. Indah segera mengayuh sepeda tuanya untuk pulang.
Sesampainya di rumah ia segera menganti pakaiannya dan ke dapur untuk mengambil kue buatan ibunya tadi pagi. Ibunya sudah sangat tua dan tidak bisa bekerja di tempat orang lain. Ibunya hanya membuat kue yang dijual keliling setiap hari dan beberapa lagi dititipkan di warung-warung sekitar rumahnya.
“Bu… Indah jualan kue dulu ya, keburu sore Bu…”
“Iyaa, hati-hati nak..” Jawab sang ibu.
Dengan mengayuh sepedanya mengelilingi kampungnya, Indah sesekali mengeluarkan suaranya “Kue… Kue…. Kue….. Kue bolu”. Satu-persatu penduduk membeli dagangan indah. Mereka sudah hafal dengan suara indah yang menawarkan kue bolu.
“Kue… Kue…. Kue….. Kue bolu”. Indah menawarkan daganyannya lagi.
“kue nya berapa harganya Nak…?” Tanya seorang ibu.
“seribu rupiah, Bu….” Jawab Indah.
“Beli 20 buah ya kue-nya …..”
“Iya Bu…. “ Jawab Indah dengan wajah sumringah.
Indah pun segera memasukkan kue nya ke dalam kantong plastik dengan senang. Kue nya dibeli dengan banyak.
Tak lama seorang wanita mengenakan pakaian rapi dalam mobil mewah berhenti di dekat Indah.
“Kue apa itu Ndok…?” Tanya ibu berkacamata dalam mobil itu.
“Kue bolu Kak….” Jawab Indah. Indah tahu bahwa wanita dalam mobil mewah itu masih muda.
“Saya mau kue nya 20 buah..” kata wanita itu.
“Iya Kak, sebentar …..”
Wanita itu segera memasukkan kue yang diulurkan indah ke dalam mobilnya. Wanita itu bertanya kepada Indah “Kenapa kamu kok jualan nak…? Apa kamu tidak sekolah?”
“Saya sekolah Kak…. Saya uga membantu Ibu saya untuk berjualan. Karena Ibu saya tidak sanggup lagi untuk berjualan karena sudah tua dan sedang sakit. Jadi sepulang sekolah saya berjualan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.”
“kamu anak yang rajin Nak… berbakti kepada orang tua mu”.
“Makasih Kak. Terima kasih juag sudah membeli kue nya.”
Wanita itu mengeluarkan uang Rp50.000 dari dompetnya.
“Ini Nak uangnya… sisanya ambil saja buat berobat ibu mu…” kata wanita itu.
“Terima kasih Kak, terima kasih banyak” jawab indah dengan senang dan terharu menerima rejeki dari Tuhannya lewat wanita itu.
Dengan perasaan senang Indah pun pulang. Saat di perjalanan pulang perut Indah erasa lapar. Ia tidak sempat makan sepulang sekolah adi. Indah menengok bakul tempat kue yang ia jual. Hanya tersisa satu buah kue. Indah berniat untuk memakannya, lumayan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Ketika indah mau memakannya, ia melihat adik kecil yang menangis.
“Kamu kenapa adik kecil…?” Tanya Indah.
“Saya lapar, dari tadi pagi belum makan kak” Jawab adik kecil itu sambil menangis memegangi perutnya.
Kemudian Indah mengurungkan niatnya untuk memakan kue bolu yang sebuah itu. Indah memberikan kue bolu itu kepada gadis kecil yang menangis.
“ini dik… kakak punya satyu kue. Adik makan yaaa…” kata Indah.
“Terima kasih kak..” jawab gadis kecil tersebut dan langsung mekannya.
Indah pun tersenyum melihat adik kecil itu. Akhirnya indah pulang dengan perut yang lapar. Sesampainya di rumah, indah duduk dan menahan perutnya yang lapar. Ibu melihat Indah yang baru pulang dan memegangi perutnya. Ibunya tahu Indah pasti lapar. Ibunya pun mengambilkan makanan untuk indah. Sepiring Nasi, sayur, beserta lauk. Indah makan dengan lahap.
Sang Ibu ersenyum dengan bangga kepada anaknya, Indah. Ia bersyukur kepada Tuhan karena diberikan seorang anak yang rajin, berbakti kepada orang tua, berbudi baik, dan tidak pernah mengeluh.

Dwi Susanti, MA Al-Masyhuriyah Kelas X
Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara.
======================

1 komentar:

  1. Apakah Anda ingin menjual ginjal Anda? atau Apakah Anda mencari kesempatan untuk menjual ginjal Anda untuk uang karena kehancuran keuangan dan Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan, kemudian hubungi kami hari ini dan kami akan menawarkan Anda jumlah yang baik untuk Ginjal Anda. Nama saya (Dokter Elvis Whyte) adalah seorang Phrenologist di rumah sakit kami, saya mengkhususkan diri dalam Bedah Ginjal dan kami juga berurusan dengan pembelian dan transplantasi ginjal dengan hidup donor yang sesuai. Hubungi Email: doctorelviswhyte@gmail.com atau whatsapp us +2347083629144 untuk informasi lebih lanjut

    BalasHapus

Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.