Jumat, 29 Juni 2012

Di Perasingan Hatiku



Jangan kau katakana aku tak mau ini dan itu
Jangan kau bilang aku tak tahu diri
Karena kau tak tahu aku
           
Tak ada yang tahu bagaimana aku kelaparan
Tak ada yang tahu bagaimana aku sakit
Tak ada yang tahu saat aku menangis dan merintih

Aku diam
Karena aku ingin tahu
Bagaimana orang-orang terhadapku
Ternyata aku masih buruk di mata orang-orang itu
Banyak celaan-celaan di belakangku

Entah apa yang mereka inginkan
Atau manakah perangaiku yang merugikan mereka?
Kasih tahu aku lewat lisan yang selalu berdzikir
Kasih tahu aku lewat lisan yang selalu beriman
Aku bukan malaikat yang selalu bertasbih pada Tuhan

Apakah mereka mau menerima nyawaku sebagai penganti hal-hal yang mereka bilang telah berbuat kebaikan untukku
Sungguh pun jika mereka mau, akan ku berikan nyawaku
Karena raga ini tak lagi berarti tanpa nyawa
Dimanakah letak hati mereka?
Yang mereka bilang hatinya beriman dan suci
Agar bisa ku bercermin

Aku yang terasing dalam keramaian
Selalu melihat tawa dan canda
Yang tak mungkin akan hinggap di dinding hatiku saat ini

Aku menangis
Di antara langkah kaki mereka
Yang setiap saat siap menendangku

Aku merintih
Di antara perut-perut mereka yang kekenyangan canda tawa

Aku hentikan niatku untuk melangkah
Namun ucapan-ucapan mereka selalu menginjakku
Hingga patah urat nadi dan syaraf fikirku

Ku jadikan kosong
Biarlah ku terima ini
Sebagai penghabisan kisahku di kota mati.
 
            By. Moh. Alim
       Bukit Raya, 28 Juni 2012, 18.30 pm
------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.