Jangan kau
katakana aku tak mau ini dan itu
Jangan kau bilang
aku tak tahu diri
Karena kau tak
tahu aku
Tak ada yang tahu
bagaimana aku kelaparan
Tak ada yang tahu
bagaimana aku sakit
Tak ada yang tahu
saat aku menangis dan merintih
Aku diam
Karena aku ingin
tahu
Bagaimana
orang-orang terhadapku
Ternyata aku masih
buruk di mata orang-orang itu
Banyak
celaan-celaan di belakangku
Atau manakah
perangaiku yang merugikan mereka?
Kasih tahu aku
lewat lisan yang selalu berdzikir
Kasih tahu aku
lewat lisan yang selalu beriman
Aku bukan malaikat
yang selalu bertasbih pada Tuhan
Apakah mereka mau
menerima nyawaku sebagai penganti hal-hal yang mereka bilang telah berbuat
kebaikan untukku
Sungguh pun jika
mereka mau, akan ku berikan nyawaku
Karena raga ini
tak lagi berarti tanpa nyawa
Dimanakah letak
hati mereka?
Yang mereka bilang
hatinya beriman dan suci
Agar bisa ku
bercermin
Aku yang terasing
dalam keramaian
Selalu melihat tawa
dan canda
Yang tak mungkin
akan hinggap di dinding hatiku saat ini
Aku menangis
Di antara langkah
kaki mereka
Yang setiap saat
siap menendangku
Aku merintih
Di antara
perut-perut mereka yang kekenyangan canda tawa
Aku hentikan
niatku untuk melangkah
Namun
ucapan-ucapan mereka selalu menginjakku
Hingga patah urat
nadi dan syaraf fikirku
Ku jadikan kosong
Biarlah ku terima
ini
Sebagai penghabisan kisahku di kota mati.
By. Moh. Alim
Bukit Raya, 28 Juni 2012, 18.30 pm
------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.