Rabu, 20 Juni 2012

Analisis Puisi Ku Ingin


Teks Puisi
Februari 3, 2010
ku ingin yang dulu
anggun merias aura langkahmu
pesona yang mampu mengalihkan wajahku
cahaya putih yang menembus dinding hati
rasa menghujam penuh misteri
ku ingin saat itu
waktu kudengar detak jantung kita menari seiringan
saat aku hidup dalam nikmatnya siksa kerinduan
dan bila lelap menghalau doaku besok agar segera bertemu
hingga saat kutatap rautmu tak kan kulepas pandangku
tak kan kulepas genggam jemariku
ku ingin itu semua
harap agar ada saat ini dalam hariku
di saat rasa mengancam akan membunuh
di saat rapuh hatiku seperti lapuk ranting tua
ah, tapi mungkin tetap saja
rasa akan terus mengancam


    Parafrase Puisi
(A-)ku ingin (melihatmu seperti) yang dulu
anggun merias aura langkahmu
pesona(-mu) yang mampu mengalihkan wajahku
cahaya putih (dari pancaran wajahmu) yang (mampu) menembus dinding hati(-ku)
(semua itu te-)rasa menghujam (jantungku yang) penuh misteri (pertanyaan)
(A-)ku ingin (seperti) saat itu
waktu kudengar detak jantung kita menari seiringan
saat aku hidup (di) dalam nikmatnya siksa kerinduan (kepadamu)
dan bila lelap (telah) menghalau (mataku), doaku (panjatkan kepada tuhan) besok agar segera bertemu (denganmu)
hingga saat kutatap raut (wajah-)mu (dan) tak kan kulepas pandangku (darimu)
tak kan kulepas genggam jemariku (dari lentik indah jemarimu)
(sampai saat ini masih) ku ingin itu semua
(aku selalu) harap agar (agar semua itu) ada saat ini dalam hariku
di saat rasa (kesepian) mengancam akan membunuh(-ku)
di saat rapuh hatiku seperti lapuk(-nya) ranting tua (pepohonan)
(aku hanya bisa berangan, karena engkau jauh dariku)..ah, tapi mungkin tetap saja
rasa (rindu itu) akan terus mengancam (diriku).
Puisi di atas menggambarkan seorang yang sedang merindukan kekasihnya yang berada jauh dainya. Hingga ia selalu berkeinginan untuk dapat melihat lagi anggun wajah kekasihnya yang mampu menembus hatinya yang penuh misteri tentang rasa yang tak tersampaikan.
Si aku (dalam puisi) juga membayangkan bagaimana saat mereka bersama sehingga ‘aku’ berdoa agar dapat bertemu lagi dengan kekasih hatinya, dan ‘aku’ tak akan melepaskan genggaman jarinya. Lama ‘aku’ berangan-angan bertemu dengan kekasihnya itu. ‘aku’ merasakan kerinduan yanag ‘mengancam akan membunuh’, ‘aku’ tidak bisa merasakan yang lain selain kerinduannya, hatinya telah rapuh karena kerinduan itu.
Tapi ‘aku’ tersadar, kerinduannya belum akan tersampaikan kepada kekasihnya, dan kerinduan yang ‘mengancam akan membunuh’ itub masih terus mengancamnya. Pertemuan yang diharapkan masih lama akan terwujud.

Analisis Struktural Puisi “Ku Ingini”
           
                 Puisi “KU INGINI”
             a.Tema
Tema puisi “Ku Ingin” adalah Keinginan untuk bertemu kekasih hati dan kerinduannya kepada kekasihnya itu, terlihat dari bagaimana ia membayangkan lagi anggun cantik kekasihnya,
ku ingin yang dulu
anggun merias aura langkahmu
pesona yang mampu mengalihkan wajahku
cahaya putih yang menembus dinding hati
rasa menghujam penuh misteri

ia membayangkan bagaimana ia ketika bersama kekasihnya dahulu,
ku ingin saat itu
waktu kudengar detak jantung kita menari seiringan

dan doanya kepada Tuhan agar ia segera dipertemukan dengan kekasihnya itu.
dan bila lelap menghalau doaku besok agar segera bertemu
hingga saat kutatap rautmu tak kan kulepas pandangku
tak kan kulepas genggam jemariku

            b. Amanat
Amanat puisi “Ku Ingini” adalah bagaimanapun keadaan seseorang, ia harus ingat selalu kepada Tuhannya, dalam kerinduan, kesedihan, kebahagiaan, dan sebagainya, karena Tuhan-lah yang menjadikan semua itu.
            c. Perasaan/nada
Nada yang tepat untuk puisi “Ku Ingini” hampir sama dengan puisi “Terhenti", yakni dengan nada yang rendah dan datar, serta tempo atau jeda yang agak panjang setiap kata atau barisnya, namun yang terlihat adalah kesungguhan hati ‘aku’ dalam kerinduannya..
           d. Imajinasi/Penginderaan
Gambaran/penginderaan yang ada dalam puisi terhenti adalah gambaran penglihatan, dimana pembaca diajak oleh ‘aku’ untuk membayangkan anggunnya wajah kekasih yang dirindukannya, juga perasaan, dimana ‘aku’ mengungkapkan kerinduannya, pembaca seolah-olah merasakan betapa besar kerinduan yang ‘aku’ rasakan dalam  puisi tersebut dan betapa besar keinginannya ‘aku’ untuk bertemu kembali dengan kekasihnya. Tampak jelas dalam baris-baris baitnya.
anggun merias aura langkahmu
pesona yang mampu mengalihkan wajahku
cahaya putih yang menembus dinding hati
saat aku hidup dalam nikmatnya siksa kerinduan
dan bila lelap menghalau doaku besok agar segera bertemu
hingga saat kutatap rautmu tak kan kulepas pandangku
tak kan kulepas genggam jemariku

             d. Korespondensi
Dalam bait-baitnya, penulis mempersembahkan diksi yang sangat bagus, terlihat dari perulangan vocal ‘u’ dan ‘i’ pada tiap akhir baris. Juga pertalian dan runtutan maknanya dari masing-masing kata pada tiap akhir baris. Sampaia pada bait kedua.
ku ingin yang dulu
anggun merias aura langkahmu
pesona yang mampu mengalihkan wajahku
cahaya putih yang menembus dinding hati
rasa menghujam penuh misteri
ku ingin saat itu
waktu kudengar detak jantung kita menari seiringan
saat aku hidup dalam nikmatnya siksa kerinduan
dan bila lelap menghalau doaku besok agar segera bertemu
hingga saat kutatap rautmu tak kan kulepas pandangku
tak kan kulepas genggam jemariku

Berbeda pada bait ketiga dan ke empat, penulis memberikan pengulangan ‘di saat’ pada baris ketiga dan keempat, bait ketiga. Suatu penekanan yang indah.
di saat rasa mengancam akan membunuh
di saat rapuh hatiku seperti lapuk ranting tua


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.