Minggu, 30 Januari 2011

UJUNG JILBAB DAN UJUNG HATI

Senyum anggunmu
tak pernah berubah sejak dulu
Jilbab putihmu
selalu berkelebat rasuki kisi2 kalbu
Wajah beliamu
hembuskan semangat tak pernah mati
gurat2 seorang bidadari

Tapi aku lihat ujung jilbabmu terbakar
Jilbab yang dulu mengukung
mukin telah membebaskanmu
Layaknya mayoret marching band
engkau pimpin kaummu
melawan kesewenang2an laki-laki
melawan rasa rendah diri
melawan pelecehan martabat dan harga diri
menatap masa depan
enyahkan keraguan

Lantunan ayat sucimu
kini semakin anggun
semakin berisi
penuh hakiki

Jilbabmu semakin bersinar
keindahan sejati terpancar
salam takdzimku untukmu sang ratu
ratu hatiku dan seluruh jiwa bersatu

Singgah Untuk Secangkir Teh


Tak lekang jarak yang telah terlewat
Sungai, hutan, lautan, tebing pun curam
Berujung rasa yang kian menerkam
Ku lepas angan dan ku hempas angan
Kepada malam dan rembulan
                        Tak pudar mata yang telah terjerat
                        Pelipur senja karena desir angin
Kemanakah kau berjalan
Kemanakah kau kan singgah
Di persimpangan akankah kau kan berhenti
Terus melangkah atau menyeka
Kekiri kasih sayang
Kekanan kasih sayang
Berbatu kecil bermutiara sulam sutera
Ku seru kau mendekat
Hai …
Hujan akan turun
Kemarilah
Ada secangkir teh pengupas lelah
Barang sekejap damai.