Bukit Raya, 09 Juli 2012
aku tak lagi menyapa langit malam ini
dia benar-benar dalam duka
duka yang tak tahu artinya
arti yang sementara waktu itu kau puja
arti yang kau harapkan
yang kini tiada terlihat
aku meniti di jalan itu
yang kau lalui
dengan rintik hujan
dengan senyumu
dengan manjamu, dengan inginmu
aku pun tak menyangkal
aku tersadar, malam akan berganti pagi
nafas kecil ini tak berani berkutik
menyerahkan diri dalam guratan nasib
menghela nafas yang tinggal sebatang hari
hanya mengikuti arah sinar yang tak begitu terang
silau menyumbat pandangan
aku tak lagi menyapa langit malam ini
dia benar-benar dalam duka
duka yang tak tahu artinya
arti yang sementara waktu itu kau puja
arti yang kau harapkan
yang kini tiada terlihat
aku meniti di jalan itu
yang kau lalui
dengan rintik hujan
dengan senyumu
dengan manjamu, dengan inginmu
aku pun tak menyangkal
akankah kau berani menyebut itu sebagai kekelaman?
sedangkan kedatangan hari esok tiada tahu
memang yang terlihat hanya kenistaanku
hanya keburukan dan kejahatanku
karena kau tak menginginkan ini
betapa kecil duniaku
dan begitu hinanya diriku
tiada berpunya dan bertahta
tiada baik rupa dan maupun baik jiwa
jika hanya langkah itu yang kau ingat
saat kau ‘a’ aku pun ‘a’
saat kau ‘b’ aku pun ‘b’
aku punya ‘a’ dan kau punya ‘b’
begitu pasangan yang mereka angankan
nafas kecil ini tak berani berkutik
menyerahkan diri dalam guratan nasib
menghela nafas yang tinggal sebatang hari
hanya mengikuti arah sinar yang tak begitu terang
silau menyumbat pandangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.