“Aku bawa bakwan dan tempe” sahut yang lainnya.
Kami segera naik perahu Verry berkemudi
Trasportasi asli suku Kutai
Baru adzan magrib kami sampai di lokasi.
Tak lupa kami laporan ma Ilahi di atas perahu
Berdo’a memohon ikan untuk anak bini di rumah yg menunggu
Malam itu jala tempat ikan penuh sudah
kami berangkat pulang pas tengah malam
dan bulan sudah berpamitan
“Bakal makan berlauk ikan yang kami pancing di sungai sesampai di rumah nanti”. Kata salah satu di antara kami.
Tidak banyak cakap di antara kami tentang hebatnya arus Mahakam malam itu.
Lelah telah menyelimuti diri.
Dengan senang hati, “kita akan kembali” ku melambai sungai Mahakam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentar dan saran-saran yang membangun.
untuk menjadi bahan pembelajaran lebih baik.